Oleh: Fadly Nurjaman
Aku tinggal di
sebuah desa, bernama Konohagakure.
Aku bekerja di sebuah pabrik pembuatan helm yang jaraknya sekitar 500 km dari
rumahku. Pabrik kami khusus membuat helm yang bergambar tokoh-tokoh anime, terutama
tokoh-tokoh yang ada di serial Naruto.
Itulah sebabnya perusahaan kami diberi nama Shinobi
Bersahaja.
Suatu
ketika, saat jam istirahat tiba, karena
perutku sudah kelaparan, aku dan teman-teman kelompok kerjaku pergi ke kantin dengan sedikit berlari,
dan sialnya aku tersandung kabel yang semerawut di lantai. Aku hanya bisa
tersenyum sambil menahan rasa malu ketika melihat mereka tertawa melihatku
terjatuh.
Ketika
telah sampai di kantin, aku langsung memesan semangkuk bakso rainbow, ketika
aku sedang nikmat makan, terdengar sayup-sayup suara musik, dan ternyata orang di sebelahku lah yang menyetel lagu itu
dari handphone nya,aku coba untuk menebak lagu itu karena rasa-rasanya aku
kenal dengan lagu itu. Dan ketika oarang itu membesarkan volumenya, dugaanku
benar, lagu itu adalah OST naruto yang berjudul Blue Bird.
Setelah
bakso rainbowku habis, karena
masih ada waktu luang, aku pun iseng-iseng menggambar di buku agendaku yang
selalu kubawa kemanapun aku pergi. Aku terinspirasi dari lagu Blue Bird tadi,
sehingga aku menggambar helm yang berbentuk kepala kyubi. Tak sengaja temanku
melihat gambar itu, dan ia mempunyai ide bagaimana jika gambar itu ditunjukkan
ke Bos sebagai bentuk helm unik terbaru.
Kebetulan
kami bekerja di bagian desain, sehingga kami tak ragu untuk mengajukan gagasan
kami. Dan ternyata Bos sangat senang dengan hasil desainku dan meminta kami
untuk segera menyelesaikan desain itu. Untuk menyelesaikan desain itu, kami
membutuhkan waktu selama dua hari, setelah kami berikan desain itu kepada Bos,
kami berharap-harap cemas apakah desain itu dapat diterima atau tidak, Bos
hanya tersenyum lalu bilang,
“Hasilnya
kalian lihat seminggu lagi ya.”
Setelah
seminggu kami menunggu, kami pun menghampiri Bos yang sedang berada di kantornya,
ia terlihat murung ketika kami masuk ke dalam kantornya. Setelah kami duduk di
hadapannya, ia mengejutkan kami dengan mengambil helm dari bawah mejanya sambil
berkata, “Selamat!”
Komentar
Posting Komentar