Karena Hijau

Oleh: Annisa Zahra

Kamu tahu apa yang sangat aku suka dari desa tempatku tinggal ini? Aku menyukai pohon-pohon hijau yang tumbuh tinggi di sekitaran rumahku. Karena pohon-pohon itu, aku jadi terinspirasi untuk menggambar. Selain pohonnya, aku juga sangat suka mendengar suara kicauan burung yang hinggap di sana. Gambar demi gambar hampir tiap hari kubuat, sampai-sampai ibuku bangga terhadapku karena aku mempunyai jiwa seni yang begitu tinggi. Aku menggambar apapun yang ada di depan mataku, bahkan tukang ojek yang sering mangkal di bawah pohon saja aku gambar, karena saat itu si tukang ojek sedang menggunakan helm bergambar kartun kesukaanku, Doraemon. 

Aku juga mempunyai seorang adik laki-laki yang sangat menyukai anime. Kamu tahu? Dia hanya akan berhenti menonton anime saat merasa lapar. Ibu selalu memarahinya karena kebiasaannya itu, tapi tetap saja dia melakukannya lagi. Aku juga sering ikut memarahinya karena risih juga tiap kali dia menonton anime, dia selalu larut dalam tontonannya, seperti teriak-teriak sendiri jika jagoannya atau yang dia suka di film itu kalah oleh musuhnya. Sudahlah tidak akan ada habisnya jika aku menceritakan soal adikku yang menyebalkan itu.

Saat ini aku sedang terduduk di dekat jendela di kamarku. Aku mengikat ujung kerudungku menjadi gulungan kecil agar terlihat rapi dan tidak mengganggu saat aku menggambar nanti. Setelah rapi, aku kembali melihat ke arah  sekelompok domba yang sedang menyantap   rumput di lapangan hijau samping rumah. Aku beruntung tinggal di rumah yang di sekelilingnya terdapat warna hijau, baik dari pohon ataupun rumputnya. Karena itu, aku lebih suka menghabiskan waktu di rumah  dengan menggambar daripada bermain ke kota bersama teman-temanku. Mungkin bagi teman-temanku yang lebih suka bersenang-senang di kota kebiasaanku ini membosankan, tapi bagiku ini justru menyenangkan.


Ini adalah kali pertama aku menulis di samping hobiku menggambar. Dan mungkin menulis ini akan kujadikan hobi keduaku, karena hijau-hijauan di sekitarku  ini membuatku terinspirasi lagi untuk kedua kalinya. Mungkin sampai sini saja aku menceritakan tentang kehidupanku di desa  Sukamaju ini, ibuku sudah memanggil untuk mencabut kabel rice coocker karena nasi di dalamnya sudah habis dan harus memasak lagi. Sampai jumpa.

Komentar